Adakah Efek Samping Mengonsumsi Pegagan (Teh Pegagan)?

Posted by

Setelah Sebelumnya saya pernah mengupload artikel tentang manfaat dn khasiat daun pegagan, dalam kesempatan ini saya ingin mengulasnya kembali tentang pegagan tetapi dari segi keamanan mengkonsumsi pegagan. Apalagi dewasa ini banyak sekali beredar berbagai macam produk dan merk teh pegagan yang mempromosikan khasiat dan manfaat dari daun pegagan ini. Seperti telah diketahui, manfaat pegagan memang banyak sekali seperti untuk menurunkan darah tinggi, mengobati asam urat, memperbaiki pencernaan dan juga menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam darah.

Pertanyaan yang timbul adalah benarkah teh pegagan atau produk dari daun pegagan ini benar-benar aman? adakah efek sampingnya? Perlu diingat bahwa meskipun produk herbal, jika mengkonsumsinya secara membabi buta atau tidak sesuai aturan dan berlebihan karena ingin cepat sembuh tetap ada efek sampingnya. Produk hernal memang relatif aman baik secara residu maupun efek samping jika dibandingkan dengan produk obat kimiawi. Aman dalam arti jika obat herbal ini dikonsumsi sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh ahlinya. Jadi berhati-hati dalam mengkonsumsi produk obat herbal adalah tindakan yang bijaksana.




Seperti yang telah banyak dimuat diblog-blog tentang herbal pegagan ini, sebenarnya di Indonesia tanaman Pegagan telah lama dimanfaatkan sebagai sayuran. Orang-orang tua kita sering mengonsumsi Pegagan sebagai salad / lalapan yang meningkatkan selera makan. Mungkin karena rasanya yang sedikit tajam, sebagian orang lebih memilih menyajikannya bersantan, atau mengolahnya bersama dengan kelapa parut. Di negara Asia lain seperti Malaysia, Sri Lanka, Thailand dan India, penduduknya pun mempunyai beberapa cara mengonsumsi tanaman Pegagan.



Inilah sekilas gambaran konsumsi pegagan yang dilakukan dibeberapa negara, sebagai contoh seperti Kola Kenda (sejenis bubur), Mallung (sejenis kari), dan Sambola di Sri Lanka. Sedangkan di Thailand dan India biasanya Pegagan dijadikan minuman untuk menguatkan fungsi persarafan dan otak. Penduduk Thailand mengonsumsi Pegagan sebagai minuman dan jus, sedangkan orang India mengonsumsinya sebagai minuman yang dikenal dengan nama Thandaayyee.

Negeri kita pun tak kalah, di lereng pegunungan Menoreh (Kulonprogo, DIY) penduduk mengolah Pegagan sebagai bahan aku minuman 'teh pegagan' yang dikenal dengan nama Teh Antana. Pada dasarnya banyak cara untuk mengonsumsi Pegagan. Anda bisa mengonsumsi langsung, atau mengolahnya terlebih dahulu yang hasil akhirnya bisa berupa simplisia kering untuk dibuat teh celup atau powder sebelum proses kapsulasi, atau bisa juga melalui proses ekstraksi sebelum kapsulasi. Bahkan lebih jauh lagi, hasil ekstraksinya bisa diolah menjadi cream, zalf ataupun lotion untuk produk kosmetika.

Satu lagi fakta yang penting adalah , berdasarkan penelitian yang dilakukan Boely C. yang dipublikasikan Gaz Medical France (1975), sepanjang cara mengonsumsi Pegagan sesuai dosis yang direkomendasikan Pegagan aman dikonsumsi tanpa efek samping. Dalam penelitian tersebut, pemberian Asiaticoside (salah satu kandungan aktif Pegagan) secara oral pada dosis 1g/kgBB yang diujikan dengan memberikan ekstrak Pegagan kepada pasien ternyata terbukti tidak toksik dan ditoleransi dengan baik. Jika kita mengacu pada laporan Tee (dkk) di Johor Malaysia tentang kandungan nutrisi makanan, maka Asiaticoside (dalam daun Pegagan) mempunyai konsentrasi antara 1.14 - 2.56 µg/ml. Laporan Tee tersebut dipublikasikan di Malaysian Food Composition Database Programme (1997).

Namun ada catatan penting tentang pegagan ini yang dimuat dalam situs WebMD, situs ini memberi peringatan tentang efek samping penggunaan Pegagan.

Menurut situs tersebut Pegagan aman dikonsumsi secara oral maupun digunakan pada kulit jika sesuai aturan pakai. Namun ada kekhawatiran pada beberapa individu bisa menimbulkan gangguan fungsi hati dan efek samping berupa sakit perut, mual dan gatal-gatal.

Pasien yang sedang menunggu jadwal operasi sebaiknya tidak mengonsumsi Pegagan dalam jangka waktu 2 minggu sebelum jadwal operasi, karena pengaruh interaksi Pegagan dengan obat-obatan yang mendepresi Susunan Saraf Pusat. Konsumsi Pegagan dalam jumlah besar juga menimbulkan kantuk.

Dengan adanya efek yang kurang bagus tersebut, nampaknya warning situs WebMD tersebut perlu dijadikan pertimbangan kita untuk lebih berhati-hati. Di Argentina Jorge & Jorge melaporkan kasus yang dimuat Revista Española De Enfermedades Digestivas (2005), tentang kasus Hepatotoksitas pada pemakaian Pegagan dalam jangka waktu 20 - 60 hari. Ketiga kasus tersebut ditandai adanya peningkatan kadar enzim-enzim hati dan jaundice.

Namun yang harus kita berikan catatan adalah studi kasus klinis yang dilaporkan baru ada 3 kasus, ketiga pasien tersebut berusia di atas 48 tahun, tidak ada riwayat penyakit sebelumnya yang dilaporkan, dan Jorge & Jorge memberikan status hipotesa bahwa kerusakan hati tersebut akibat konsumsi Pegagan serta membaik saat pemakaian Pegagan dihentikan.




Artikel ini hanya sekedar untuk memberi kesadaran bahwa obat herbal pun ada efek sampingnya jika dikonsumsi secara berlebihan dan tidak sesuai dosis yang dianjurkan meskipun efek sampingnya jauh lebih kecil dari obat kimiawi dan hanya sedikit sekali kasus yang dilaporkan terkena efek negatif dari konsumsi pegagan ini, ada baiknya jika kita tetap berhati-hati mengkonsumsi pegagan. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Jadi bisa disimpulkan bahwa mengkonsumsi pegagan masih aman jika sesuai aturan dan tidak berlebihan.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Tips dan Cara Updated at: October 21, 2016

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.