Teknik dan Cara Menanam Padi Sawah Dengan Benar

Posted by

Agar Hasil Panen Padi Melimpah dan Menguntungkan, Lakukan Cara Menanam Padi Di Sawah Secara Tepat dan Benar Berikut Ini! Kenali Juga Macam-macam Jenis Padi di Indonesia!

Menanam Padi. Secara umum bagi para petani menanam padi adalah hal yang sudah sangat biasa dilakukan bahkan tanpa perlu berfikir dan belajar lagi mereka sudah otomatis "bisa" menanam padi disawah hasil belajar secara otodidak setiap hari. Hanya saja terkadang ada hal-hal penting yang terlewatkan saat melakukan penanaman padi disawah yang sebenarnya hal tersebut bahkan sangat penting untuk lebih meningkatkan hasil produksi padinya.  
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Kegiatan Sehat yang Mengasyikkan, Menanam Padi di Sawah
Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.
Berikut beberapa hal penting yang mudah-mudahan saja sudah semua dilakukan oleh para petani kita, jika ada yang belum melakukan semoga bisa menjadi manfaat untuk meningkatkan produksi tanaman padinya. Langkah-langkah ini adalah langkah standar yang hampir semua sudah dijalani oleh para petani saat bercocok tanam padi yang coba dituliskan menjadi langkah sederhana dan menjadi catatan penting sehingga bisa bermanfaat bagi para pemula yang ingin bertani padi sawah.

Seleksi Bibit
Untuk mendapatkan kualitas dan hasil panen yang baik, bibit yang dipilih harus bibit yang baik dan bagus. Langkah penyeleksian dan pengolahan bibit ini adalah sebagai berikut:
a. Umur padi calon bibit di ambil yang betul-betul sudah matang dan tua
b. Masukkan air kedalam bejana seleksi dan tambahkan garam secukupnya.
c. Masukkan telur bebek kedalam air garam tadi. tunggu sampai telur bebek merapung.
d. Kemudian baru masukkan bibit yang sudah diseleksi tadi kedalam air garam tersebut.
e. beberapa diantara bibit tadi ada yang merapung, kemudian yang merapung itu tidak dipakai (dibuang).
f. Bibit yang tenggelam saja yang diambil

Menyemai Bibit
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu menentukan media tanam bibit atau persemaian bibit. Untuk persemaian bibit perlu diperhatikan beberpa hal antara lain :
a. Tanah yang diambil untuk menyemai bibit harus tanah yang lebih baik dan bagus
b. Untuk media semai bisa kita pakai baki, bejana yang luas dan datar, atau dibuatkan dari papan yang dialas dengan palstik.
c. Campur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos atau pukpuk kandang
d. Ratakan tanah di media semai kira-kira ketebalan 2 cm
e. Taburkan bibit yang sudah diseleksi dimedia semai
f. Jaga kelembaban semaian benih.
g. Tunggu sampai benih berumur 21 hari

Pengolahan Lahan/Sawah
Sementara kita menunggu bibit sampai berumur 21 hari lahan tempat tanam sudah harus dibereskan atau digarap sedemikian rupa sehingga nanti setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala. Untuk pengolahan lahan tersebut sebagai berikut:
a. Sawah yang sudah selesai dipanen jerami atau daun padi bekas panen hendaknya jangan dibakar atau dibuang biarkan lapuk di sawah (lahan) karena ini isa dijadikan kompos.
b. Lahan sudah dibajak diratakan dan dipetak-petak agar kita lebih mudah mengontrol airnya.
c. Lahan diratakan dan usahakan air sawah itu hanya berada di petak artinya air lahan pecak-pecak (lacok-lacok=minang)
d. Garislah lahan dengan ukuran jarak garis 35 cm.
e. Dua hari sebelum tanam lahan di taburi pupuk sebaiknya pupuk yang dipakai adalah pupuk organik.

Cara Tanam
Setelah lahan siap tanam, maka bibit yang sudah berumur 21 hari siap di pindahkan ke lahan tanam. Untuk menanam padi caranya sebagai berikut:
a. Untuk bibit yang disemai dalam baki bisa baki langsung diangkat ke lahan siap tanam atau benih diangkat kelahan tanam dengan dicabut dahulu dari media semai (khusus untuk yang dicabut hati-hati jangan sampai padi yang menempel pada benih terlepas)
b. Tanam benih dilahan dengan jarak tanam 25 cm
c. Menanam benih jangan sampai dibenam seperti menanam benih ala konvensional.
d. Ambil benih yang padinya masih menempel dan cukup di letakkan diatas tanah dengan sedikit menggesekkan benih ketanah dan kemudian ditutup dengan tanah setunjuk jari.
e. Jaga media tanam jangan sampai digenang air.

Perawatan
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal harus dilakukan perawatan yang intensif. Dan perawatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan perawatan tanam padi yang sudah kita warisi dari nenek moyang terdahulu. Beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan:
a. Setelah padi berumur 15 hari setelah tanam semprot lah dengan pupuk organik atau pada saat umur antara 7 - 15 hari bisa dilakukan pemupukan dengan pupuk Urea dan TSP. Dosis Urea adalah 100 kg/Ha sedangkan TSP 50 kg/ha.
b. Umur 30 hari semprot lagi (pada usia ini padi sudah bisa diberi air yang agak banyak) atau dengan pupuk Urea dan Phonska dengan dosis Urea 50 kg/ha dan Phonska 100 kg/ha.
c. Umur 45 hari ulangi lagi penyemprotan atau dengan Pupuk Urea dan Za dengan dosis masing-masing 50 kg/ha.
f. Pertumbuhan padi yang baik dan bagus adalah untuk satu rumpun menghasilkan 45 sampai dengan 60 batang padi
g. Biasanya padi bisa menghasilkan anak sampai 100 batang, tetapi ukuran itu tidak menghasilkan panen yang maksimal karena akan berpengaruh kepada buah yang dihasilkan.
f. Setelah usia 2 bulan genangilah air sawah agar pertumbuhan anak padi tidak bertambah.

Masa Pemanenan

Hamparan Padi Menguning Siap Panen
Tanda-tanda padi sudah "masak" dan siap panen ada dua yang terpenting yaitu:
  • Warna bulir padi sudah menguning
  • Tangkai Bulir padi sudah menunduk sebagai tanda bahwa bulir sudah penuh terisi beras.
Panen bisa dilakukan dengan cara memotong tangkai bulir dan bisa juga dengan menyabit tanaman padi, kemudian padi dirontokkan pada mesin perontok gabah.

Macam-macam Jenis Padi

Jenis-jenis padi: Varietas Padi Hibrida

Varietas hibrida adalah varietas padi yang hanya sekali tanam. Kelebihan padi varietas hibrida adalah potensi hasil panen yang maksimal. Hasil panen dapat mencapai dua kali lipat dari padi lokal. Butiran padi yang dihasilkan lebih bagus, dengan kualitas nasi yang lebih pulen dan wangi.
Namun varietas hibrida sendiri memiliki kelemahan, yaitu kualitas hasilnya akan berkurang jauh apabila berasal dari tanaman turunannya. Artinya, padi harus berasal dari bibit original, karena apabila hasil panen kemudian ditanam ulang, hasil ini akan berbeda dengan bibit aslinya. Harga benih varietas hibrida ini termasuk yang termahal.
Jenis varietas padi hibrida antara lain Intani 1 dan 2, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, PP1, H1, Bernas Prima, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64,  Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7-10 11, MIKI 1-3, SL 8 SHS, SL 11 HSS dan Maro.

Jenis-jenis Padi: Varietas Padi Unggul

Varietas padi unggul berada satu tingkat di bawah varietas hibrida. Varietas ini dapat ditanam berkali-kali dengan kualitas yang sama. Artinya, hasil panen dari varietas padi unggul masih bisa dijadikan benih.
Harga benih padi unggul pun tidak semahal benih padi hibrida. Untuk hasil produksi pun padi unggul dapat dikatakan baik, dapat mencapai 8-10 ton per hektar.

Beberapa contoh varietas padi unggul antara lain adalah Inpara 1-8, Inpago 1-5, Inpari 1-21, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34 Salin Agritan, dan Inpari 35 Salin Agritan.
Varietas padi unggul pun ada juga yang dikembangkan dan dirilis oleh pemerintah, seperti Inpari 34 dan Inpari 35. Keunggulan varietas ini adalah ketahanannya terhadap hama wereng cokelat.

Jenis-jenis Padi: Varietas Padi Lokal

Varietas padi lokal adalah varietas padi yang khusus berada di daerah tertentu. Varietas semacam ini hanya cocok ditanam di daerah tertentu saja, karena membutuhkan spesifikasi khusus untuk tumbuh dan memproduksi padi.
Padi lokal biasanya menghasilkan produksi sekitar 7-8 ton per hektar. Rasa beras dari padi lokal juga kurang enak.
Jenis jenis padi lokal antara lain : Gropak (Kulon Progo), Indramayu, Dharma Ayu, Srimulih, Andel Jaran, Merong, Gundelan, Marong, Simenep, dan Ketan Lusi.

Secara tipe beras yang dihasilkan

Berikut ini beberapa jenis padi apabila dibedakan dari tipe beras yang dihasilkan.

Padi Ketan

Padi ketan lebih lengket dari padi nasi, sehingga tidak dijadikan makanan pokok. Padi ketan biasanya dijadikan bahan pembuatan tape ketan, bubur ketan, dan macam-macam makanan khas daerah.
Varian padi ketan antara lain adalah varian padi ketan merah, putih, dan hitam.

Padi Wangi

Sesuai namanya, padi wangi memiliki karakteristik beraroma wangi. Padi seperti ini contohnya adalah padi pandanwangi.

Padi Pera

Padi pera adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan menghasilkan nasi bertekstur pera. Pera adalah tekstur nasi yang sedikit keras.
Tekstur ini berasal dari kadar amilosa yang tinggi. Semakin tinggi kadar amilosa, semakin terasa tekstur nasi tersebut. Kadar amilosa yang menghasilkan tesktur pera minimal 25%.
Padi pera diproduksi dan populer di daerah Sumatera Barat dan Riau. Padi dengan kadar amilosa tinggi tak hanya dijadikan nasi, pun juga menjadi bahan utama pembuatan bihun dan tepung beras.
Contoh padi pera adalah Inpari 12 (amilosa 26,4%), Inpara 1 (27,9%), Inpara 3, (28,6%), Inpara 4 (29%),  Inpari 17 (amilosa 26%), dan Hipa 4 (24,7%).

Padi Pulen

Padi pulen adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan menghasilkan karakteristik nasi yang pulen. Sebagian orang lebih menyukai nasi yang pulen alias sedikit lengket.

Pulen berasal dari amilopektin yang tinggi di dalam padi dan kadar amilosa di bawah 25%. Apabila dimasak, nasi yang dihasilkan akan berasa sedikit lengket.
Contoh padi dengan tekstur yang pulen adalah tekstur padi Inpari 13, Ciherang, dan IR64.

Secara budidaya

Apabila dilihat dari segi budidaya, berikut ini jenis-jenis padi yang ada.

Padi Gogo

Padi gogo adalah jenis padi yang tidak ditanam di sawah seperti pada umumnya. Jenis padi ini ditanam di kebun atau di ladang. Kelebihan padi gogo adalah tidak memerlukan irigasi khusus. Daerah yang sering mengembangkan padi gogo adalah daerah tadah hujan, contohnya di Lombok.
Di Lombok sendiri ada sistem yang disebut padi gogo rancah. Ia memberikan penggenangan di selang waktu tertentu saja, sehingga hasil padinya meningkat.
Pada lahan-lahan yang mengembangkan padi gogo, biasanya diterapkan juga sistem bercocok tanam tumpang sari. Artinya, petani tidak hanya menanam padi, namun juga disandingkan dengan tanaman produksi lainnya, seperti jagung atau ketela/singkong.

Padi Rawa

Padi rawa adalah padi yang sering ditanam di persawahan. Padi ini membutuhkan genangan air, sehingga perlu diirigasi secara konsisten.

Jenis-jenis Padi berdasarkan Kelas Benih

Balitbang merilis klasifikasi padi berdasarkan kelas benih.

Benih Penjenis (BS / Breeder Seed / Label Kuning)

Benih penjenis merupakan benih yang diproduksi dan diawasi langsung oleh Pemulia Tanaman atau instansi terkait. Benih ini disesuaikan dengan karakteristik lahan tertentu, dan dikembangkan agar tahan terhadap hama yang ada di daerah tersebut.

Benih Dasar (FS / Foundation Seed / Label putih)

Benih dasar adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis. Benih dasar ini diproduksi di Instansi yang ditunjuk oleh Dirjen Tanaman Pangan, denga bimbingan dan pengawasan yang ketat.
Untuk dapat diproduksi, benih ini perlu mendapatkan sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

Benih Pokok (SS / Stock Seed / Label ungu)

Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari  Benih Dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga indetitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat dipelihara dan memenuhi standart mutu yang di tetapkan dan harus disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

Benih Sebar (ES / Extension Seed / Label Biru)

Benih Sebar (BR) adalah keturunan dari Benih Pokok. Benih sebar diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa, dengan tujuan agar identitas dan kemurnian varietas bisa dipelihara dengan baik, memenuhi standar mutu yang ditetapkan, dan juga harus disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Tips dan Cara Updated at: May 02, 2019

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.