Pohon Gamal, Hijauan Makanan Ternak Atasi Kesulitan Pakan Saat Kemarau
Kebutuhan hijauan untuk pakan ternak terus meningkat seiring dengan berkembangnya budidaya peternakan. Pada musim-musim tertentu peternak sering mengeluhkan susahnya mencari hijauan makanan ternak, ini terjadi biasanya pada saat musim kemarau panjang. Solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan menanam hijauan yang tahan banting alias tahan terhadap cuaca. Pilihan terbaik jatuh pada tanaman gamal yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat tapi masih sering disepelekan penggunaannya sehingga jarang dibudidayakan secara serius. Disini akan coba diulas lagi potensi tanaman gamal untuk hijauan makanan ternak dan juga kegunaan lainnya. Pohon gamal, menurut beberapa literature sangat menarik karena beberapa hal : kemudahan ditanam, adaptif diberbagai daerah, bunga yang indah dan eksotik serta kemanfaatannya sebagai hijauan pakan ternak, pestisida alami, tanaman pagar dan penahan erosi.
Manfaat lain dari Gamal yaitu biji, pepagan, daun, dan akarnya dapat digunakan sebagai rodentisida dan pestisida setelah terlebih dahulu dilakukan fermentasi. Bunganya digunakan oleh lebah sebagai sumber nutrisi dan zat gula dalam pembuatan madu lebah. Bahkan di beberapa daerah, Gamal ditanam sebagai tumbuhan eksotik dan penghias taman karena memiliki bunga berwarna lembayung yang indah.
Tanaman Gamal |
Gamal dalam taksonomi tumbuhan termasuk famili Fabaceae (Papilionoideae) yaitu salah satu jenis tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan sifat tanah khusus. (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Gamal adalah tanaman asli di kawasan Pantai Pasifik Amerika Tengah yang bermusim kering. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900 untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah Medan (Harian Umum Suara Karya, 19 Mei 1992 dalam Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Ciri umum Gamal adalah daun menyirip, dengan bentuk daun oval runcing yang agak lebar, dan bunganya cukup indah berwarna ungu keputihan. Tanaman Gamal tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 0-1300 meter dari permukaan laut dan dapat tumbuh mencapai ketinggian 10 meter.
Gliricidia merupakan jenis multiguna. Pada daerah tropika, digunakan sebagai pagar hidup. Kemampuannya bertunas setelah dipangkas cocok untuk pakan ternak, kayu bakar dan tiang. Pada kondisi di bawah optimal, produksi biomas mencapai 12 ton berat kering per hektar per tahun. Merupakan jenis pengikat nitrogen, daunnya dapat digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau sehingga cocok untuk agroforestry. Nama “ibu kokoa” muncul karena sering digunakan sebagai peneduh coklat, kopi dan teh. Kayunya keras dan awet, berat jenis 0,5-0,8g/cm3. Nilai kalorinya 4.900 kkal/kg. (Hanum dan van der Maesen, 1997).
Batang tanaman gamal adalah tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun. Helai daun berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat. Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga tegak (Amara dan Kamara, 1998).
Kegunaan Pohon Gamal
Gamal dapat dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar, arang atau sebagai bahan bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pelindung, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu sebab mengapa Gamal cepat populer adalah resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di berbagai belahan dunia tropis (FAO, 1998).
Cara Mudah Memperbanyak Pohon Gamal
Untuk mengatasi kekurangan pakan hijauan ternak dimusim kemarau , sangat perlu dilakukan perbanyakan tanaman gamal, dengan cara:
- Menggunakan batang atau stek
- Panjang stek yang digunakan berukuran 0.30-1.50m dengan kedalaman tanaman 15 cm
- Stek berdiameter 3.1-3.5 cm mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi
- Stek bagian batang bawah dapat memberikan tingkat pertumbuhan ±55%
- Stek yang terbaik yaitu panjang stek 45 cm, akan memberikan tingkat pertumbuhan ± 70 %
Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun. Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim kering dan kondisi udara dingin, Gamal dapat dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan basah per tanaman. G. sepium merupakan tanaman yang cocok untuk tanah asam dan marginal seperti diutarakan oleh Szott et al. (1991).
Lebih lanjut, Whiteman et al. (1986) menilai Gamal beradaptasi dengan baik pada tanah dengan kandungan kalsium rendah seperti di Australia. Sayangnya, pada tanah yang mengandung saturasi Alumunium cukup tinggi seperti beberapa daerah di Indonesia, Gamal tumbuh kurang baik dan memiliki tingkat tahan hidup yang rendah (Direktorat Jenderal Peternakan,1999). Benih kuning ke coklat warna dengan 4.500 untuk 11.000 / kg. Di bawah kondisi penyimpanan optimum-6 sampai 10% kadar air pada 4 °. C-benih tetap layak selama lebih dari 10 tahun Pada kadar air 50% dan 17 ° C benih dapat disimpan selama satu tahun(Allison & Simons 1996).
Biji ditanam tanpa pra-pengobatan secara langsung ke dalam wadah pembibitan. Praktek pembibitan standar manajemen yang direkomendasikan. Bibit siap untuk tanam setelah 2 sampai 3 bulan di pembibitan pada ketinggian 30 cm. Penanaman langsung mungkin dengan 2 sampai 3 biji per posisi tanam pada kedalaman 1 sampai 2 cm. Persiapan lokasi diperlukan untuk mengurangi kompetisi. Penanaman langsung dan operasi transplantasi harus bertepatan dengan musim hujan. Bibit yang peka terhadap persaingan. Pengendalian gulma secara teratur harus dilakukan sampai pohon ditetapkan.(Hensleigh dan Holaway 1988).
Manfaat Lain Tanaman Gamal
Gamal dapat dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar, arang atau sebagai bahan bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu sebab mengapa Gamal cepat populer adalah resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di berbagai belahan dunia tropis. (FAO, 1998).
Manfaat Sebagai Ramuan Herbal
Gamal juga bermanfaat sebagai bahan ramuan tradisional. Serbuk daun, kulit batang dan biji gamal jika dicampurkan pada nasi atau umpan lainnya akan mampu membunuh tikus. Ekstrak daun gamal dengan air dan petrolium ether juga dapat membunuh rayap. Air rebusan daun gamal jika dioleskan pada badan anjing, kambing atau sapi mampu membunuh kutu. Pada manusia, daun gamal bisa digunakan untuk menghilangkan rasa pegel dan jamur kulit.
Pembuatan Pestisida Alami dengan Daun Gamal
Kandungan aktif daun gamal adalah tanin. Ekstrak daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Dalam penggunaannya ekstrak daun dicampur dengan minyak tanah, namun penggunaan minyak tanah harus hati-hati karena terlalu sering menggunakan minyak tanah akan mengakibatkan daun terbakar. Bahan-bahan yang diperlukan : daun gamal segar 100-150 g, air 250 ml, minyak tanah 250 ml, dan detergen 50 g. Alat yang digunakan : lumpang 1 bh, alu 1bh, kain saring 1 bh, ember 1 bh.
Cara pembuatannya:
- Tumbuk/hancurkan daun gamal dengan penambahan air 250 ml.
- Larutan tersebut diperas dan disaring, tambahkan minyak tanah dan detergen. Aduk sampai rata.
- Tambahkan 8 liter air. Larutan siap digunakan.
0 komentar:
Post a Comment