Alasan Pemerintah Melarang Penggunaan Hormon Pertumbuhan Pada Ternak

Posted by


Pemakaian Hormon Untuk Pertumbuhan dan Peningkatan Reproduksi Ternak, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

Konsumsi seluruh daging sapi potong yang mengandung hormon tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, sepanjang tidak melampaui batas maksimum residu (maximu­m residue limit/MRL) yang memperhitungkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas maksimum hormo­n yang dapat dikonsumsi. WHO/FAO dan FDA Amerika Serikat menetapkan ADI hormon trenbolon aseta­t adalah 0,01mg/kg berat badan. Dalam keadaan normal, kandungan hormon testosteron sapi jantan dalam daging paha 0,1-1,1 ppb; hati 0,3-1,2 ppb; dan testes 1920 ppb. Di berbagai negara yang masih memberikan hormon pertum­buhan pada sapi, di samping hormon alamiah juga digunakan hormon pertumbuhan sintetis. Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan beberapa negara lain, masih menggu­nakan hormon pertumbuhan  sintetis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas daging. Sama sepert­i Uni Eropa, Indonesia melarang penggunaan hormon pertum­buhan yang bersifar alami dan sintetis, sesuai SK Dirjen Peternakan no.107/Kpts/DJP/Deptan/1980.


Hormon adalah derivat protein/peptid, lemak atau atau asam amino yang setelah disekresikan akan bertindak pada reseptor untuk menimbulkan reaksi pada masing-masing sel reseptif. Hormon secara alami diproduksi oleh manusia dan hewan, menyebabkan perubahan morfologi, tingkah laku, fisiologi, dan biokemis. 

Penggunaan Hormon Untuk Peningkatan Reproduksi Ternak 

Peningkatan reproduksi ternak dapat dilakukan dengan menggunakan hormon, salah satunya untuk sinkronisasi estrus. Sinkronisasi estrus merupakan usaha menyamakan atau menyerentakkan estrus ternak sehingga dapat dikawinkan atau diinseminasi pada waktu yang bersamaan sehingga menghasilkan kebuntingan dan kelahiran yang dapat meningkatkan efisiensi reproduksi ternak sapi. 

Hormon yang digunakan antara lain adalah prostaglandin-F2α (PGF2α). Fungsi PGF2α adalah meregresi korpus luteum sehingga pemberiannya efektif jika dilakukan pada fase luteal di saat korpus luteum telah berfungsi. Selain PGF2α juga dapat menggunakan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Hormon ini dapat digunakan pada penanganan kasus cyctic follicles dan delayed ovulation. Role of Estrogen 17β (E2). Hormon ini berperan penting dalam menunjukkan gejala estrus pada sapi dan juga membantu inisiasi LH surge yang penting untuk deteksi estrus pada sapi. 

Kombinasi PGF dan GnRH. Injeksi GnRH dan PGF dalam interval 7 hari dari hari pertama injeksi GnRH ke PGF diikuti 30-36 jam kemudian GnRH kedua dan waktu inseminasi buatan 16-20 jam setelahnya. GnRH pada injeksi pertama digunakan untuk program pertumbuhan folikel pada siklus betina dan untuk induksi ovulasi pada betina anestrus. Sementara PGF2α pada hari ke-8 menginduksi regresi korpus luteum yang ada untuk menurunkan progesteron. Selanjutnya GnRH kedua diberikan pada hari ke-10 sampai 11 menginduksi ovulasi folikel dominan yang telah diprogram oleh injeksi GnRH pertama. 

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 806 tahun 1994; Surat edaran Direktur Kesehatan Hewan Nomor 329/X-C tanggal 4 Oktober 1983; Hasil rapat komisi obat hewan Indonesia tanggal 12 Agustus 1998: Hormon pemacu pertumbuhan tidak dijinkan penggunaannya pada hewan produksi untuk konsumsi; Trenbolon asetat diklasifikasikan sebagai obat keras yang tidak diijinkan untuk didaftar dan diedarkan; Untuk itu di SNI: 01-6366-2000,BMR trenbolon acetate dalam makanan asal hewan tidak ditetapkan.


Penggunaan Hormon Untuk Penggemukan Ternak

Hormone Growth Promotant (HGP) merupakan hormon pemacu pertumbuhan, ternak yang diimplan dengan HGP tumbuh lebih cepat daripada hewan yang tidak diimplan HGP. Kandungan yang terdapat di HGP yang biasa digunakan di Australia antara lain : 

Estrogen (estradiol-17β, estradiol benzoat)


Zeranol, hormon sintesis non steroid termasuk dalam kelas yang diketahui sebagai b-resorcylic lactones


Testosteron (testosteron propionat)


Trenbolon acetat (TBA), androgen sintetis


Progesterone


Hormon dari HGP dilepaskan ke dalam jaringan ternak dari pellet yang diimplan di bawah kulit telinga ternak. Terdapat dua tipe pellet yaitu kompres atau karet silikon. Tipe yang banyak digunakan adalah tipe kompres yang dibuat dengan cara yang sama dengan obat tablet dengan cara memampatkan/memadatkan bahan-bahan (hormon) dengan carrier matrix. Hormon yang dilepaskan sebagai carrier matrix larut ketika bertemu dengan cairan tubuh. Kolesterol secara umum digunakan sebagai matrix di HGP. Aksi anabolik dari HGP menyebabkan lebih banyak energi yang dapat dimetabolisme untuk membentuk protein daripada simpanan lemak. Pellet kompres HGP dapat berfungsi hingga antara 60-120 hari, lebih dari 140 hari stimulasi aktivitas anabolik tidak terjadi. Ternak sebaiknya tidak mendapat implan kedua dalam waktu 70 hari setelah implan pertama. Konsentrasi hormon di serum atau plasma darah ternak yang diimplan akan mencapai puncak pada 1-3 hari pertama, diikuti penurunan secara bertahap. 

Pemenuhan kebutuhan pangan asal hewan berupa daging sapi saat ini masih bergantung pada importasi sapi dari Australia. Penggunaan TBA di Australia dianggap legal sehingga dikhawatirkan terdapat residu TBA pada sapi siap potong yang dikirim ke Indonesia. Menurut Standar Codex untuk obat hewan atau hormon mengacu pada persyaratan maximum residue limit (MRL) dan atau acceptable daily intake (ADI). Standar Codex menetapkan bahwa MRL trenbolone acetat (TBA) pada otot sapi maksimal adalah 2 µg/kg dan pada hati maksimal 10µg/kg. Efek samping dari residu TBA dalam konsentrasi tinggi ( di atas 4 ppb) antara lain peningkatan sel kanker, penurunan fertilitas, reaksi hipersensitif, gangguan fungsi hati, serta atrofi hati. 

Contoh preparat hormon PGF 2-alfa yang sering digunakan untuk menangani permasalahan reproduksi pada hewan. Sumber: http://www.atozvetsupply.com 

Selain digunakan untuk peningkatan reproduksi ternak dan penggemukan sapi, hormon juga dapat digunakan untuk treatment kasus-kasus tertentu seperti, 

Hormon PMSG bekerja seperti Folicle Stimulating Hormone (FSH) dapat digunakan sebagai perangsang estrus pada sapi dan meningkatkan fertilitas post terapi progesteron pada kambing/domba.


Human Chorionic Homone (HCG) memiliki fungsi memperbaiki conception rate pada sapi betina, nymphomania, cyctic ovari yang disertai siklus estrus irreguler.


Dinoprost tromethamine (PGF2α) dapat digunakan untuk terapi metritis dan piometra pada kambing/domba dan sinkronisasi estrus pada sapi.


Cloprostenol (analog prostaglandin sintesis) dapat digunakan pada terapi kasus subestrus, kronik endometritis dan ovarian luteal cysts.


HGH diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar pituitari, salah satu kelenjar banyak yang membentuk sistem endokrin manusia. Pada manusia, HGH yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dikenal sebagai somatotropin. 

Sapi juga secara alami menghasilkan apa yang dikenal sebagai somatotropin sapi (WIB). Teknologi hari ini telah memungkinkan para ilmuwan untuk mengembangkan rekombinan bovine somatotropin menggunakan teknologi genetik yang mirip dengan DNA teknologi. Dalam beberapa kasus, hanya satu asam amino yang membedakan (kimia), diproduksi secara alami oleh sapi dan bentuk sintetis. Setiap dari bentuk-bentuk hormon merangsang produksi sapi ’ s susu. Hal ini terjadi karena hormon yang mampu meningkatkan hormon lain yang mirip dengan manusia dan sapi, dikenal sebagai faktor pertumbuhan insulin-seperti atau IGF 1.

Salah satu keprihatinan mengenai menggunakannya untuk meningkatkan produksi susu di sapi telah berhubungan dengan kemungkinan efek bahwa susu pada manusia, dan terutama meningkatkan faktor IGF 1. Apakah risiko ini menyebabkan efek kesehatan? Apa tentang kanker? 

Keprihatinan lain mengenai penggunaannya adalah bahwa sapi mungkin pada peningkatan risiko infeksi mastitis atau ambing. Infeksi diobati dengan antibiotic. Hal ini penggunaan antibiotik berkontribusi pada masalah kesehatan bagi manusia dalam hal bakteri resisten antibiotik?

Efek samping hormon pertumbuhan sapi dalam susu. Sejumlah penelitian telah berusaha untuk menentukan jawaban pertanyaan tentang efek samping. Menurut American Cancer Society, sintetik maupun alami sapi hormon pertumbuhan telah dicatat untuk mempengaruhi setiap reseptor HGH. 

Sementara Tingkat IGF 1 mungkin sedikit lebih tinggi dalam susu yang telah dirawat dengan rBGH daripada susu tidak diobati, konsentrasi ini telah ditentukan untuk menjadi cukup sedikit kurang bahkan variasi normal yang terjadi di sapi ’ susu s disebabkan oleh faktor alam. 

Penelitian tambahan diperlukan untuk pasti menjawab kekhawatiran tersebut. Efek hormon pertumbuhan sapi. Salah satu studi yang dicatat oleh American Cancer Society ditentukan yang Faktor IGF 1 yang mungkin akan diserap dalam tubuh manusia yang diwakili kurang dari sepersepuluh (0.09%) normal, manusia harian sintesis IGF 1 orang dewasa. 

Apa tentang bayi? Susu dari susu sapi diperlakukan rBGH bertekad untuk meningkatkan pada bayi’ produksi normal IGF-1 oleh kurang dari 1%. Jadi apa persis rBGH lakukan dalam tubuh manusia? Tidak banyak. 

Sampai saat ini, sejumlah Asosiasi, Komite, dan organisasi kesehatan terus mempelajari efek rBGH pada sapi perah serta manusia. Organisasi-organisasi ini termasuk Royal College of Physicians and Surgeons Kanada, Kanada Kesehatan, Asosiasi dokter hewan Kanada, The Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, American Medical Association, dan joint FAO / WHO Expert Committee on aditif makanan.

Residu Hormon Dalam Daging, Apa Bahayanya?

Hormon adalah Suatu senyawa kimia yang diproduksi (umumnya dalam jumlah yang sangat sedikit) oleh suatu kelenjar tertentu dan memberikan pengaruh kepada bagian tubuh yang lainnya secara terkoordinir. Tujuan penggunaan hormon ditujukan sebagai pemacu pertumbuhan digunakan untuk meningkatkan produksi ternak dengan cara mempercepat laju pertumbuhan. Sejak 1950 penggunaan secara luas hormone (hexoestroi) sebagai growth promotors di USA. Ditujukan untuk meningkatkan berat badan tanpa harus memberi pakan dalam jumlah banyak (overfeeding). Hormon tersebut amat baik digunakan pada ternak sapi, domba, unggas, namun kurang berpengaruh pada babi.

Amerika Serikat (AS) dan Australia masih melakukan praktik pemberian hormon pada sapi. Hormon ini diberikan untuk memacu pertumbuhan sapi sehingga sapi akan mencapai bobot badan maksimal dalam waktu singkat.

Namun demikian dalam prakteknya, preparat hormon pemacu pertumbuhan digunakan dalam bentuk implan yang berbentuk kecil di bawah kulit pada bagian belakang telinga. Implan hormon akan melepaskan hormon ke dalam sirkulasi tubuh secara perlahan dalam dosis yang kecil selama periode penggunaan umumnya antara 100 – 200 hari, tergantung dari jenis produknya. Ada enam jenis anabolik steroid yang digunakan dalam berbagai variasi kombinasi sebagai pemacu pertumbuhan pada ternak sapi di beberapa negara seperti USA, Canada, dan Australia. Tiga diantaranya merupakan steroid alamiah seperti estradiol, testosterone, dan progesterone, dan tiga jenis lainnya merupakan hormon sintetik (zeranol, trenbolone acetate, dan melengestol acetate).

Konsumsi seluruh daging sapi potong yang mengandung hormon tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, sepanjang tidak melampaui batas maksimum residu (maximu­m residue limit/MRL) yang memperhitungkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas maksimum hormo­n yang dapat dikonsumsi. WHO/FAO dan FDA Amerika Serikat menetapkan ADI hormon trenbolon aseta­t adalah 0,01mg/kg berat badan. Dalam keadaan normal, kandungan hormon testosteron sapi jantan dalam daging paha 0,1-1,1 ppb; hati 0,3-1,2 ppb; dan testes 1920 ppb. Di berbagai negara yang masih memberikan hormon pertum­buhan pada sapi, di samping hormon alamiah juga digunakan hormon pertumbuhan sintetis. Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan beberapa negara lain, masih menggu­nakan hormon pertumbuhan sintetis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas daging. Sama sepert­i Uni Eropa, Indonesia melarang penggunaan hormon pertum­buhan yang bersifar alami dan sintetis, sesuai SK Dirjen Peternakan no.107/Kpts/DJP/Deptan/1980.

Trenbolon memberikan efek negatif terhadap organ repro­duksi mamalia dari berbagai spesies (JECFA 1988; Directorate Consumer Policy and Consumer Health Protection 1999). Pada manusia, konsumsi daging yang mengan­dung residu TBA secara terus menerus dapat menyebabkan efek: karsinogenik (kanker rahim, kanker payudara, kanker prostat); pada anak laki laki yang mengonsu­msi secara terus menerus dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron sehingga tanda-tanda kelami­n sekunder cepat terlihat; teratogenik (menyebabkan kelainan pada embrio/cacat pada bayi); mutagenik; perubahan perilaku seksual menyimpang; serta memengaruhi siklus menstruasi wanita.

Adapun batas maksimum residu hormon Codex Alimentarius Commission dan SNI yaitu : 

Jenis Hormon

Jenis

Hewan

Jenis Organ

CODEX

SNI

MRL (µg/Kg)

Trenbolone acetate

sapi

otot

2

Tidak diatur

sapi

hati

10

Melengestrol acetate

sapi

otot

1

2.5

sapi

hati

10

-

sapi

ginjal

2

-

sapi

lemak

18

-

Zeranol

sapi

otot

2

2

sapi

hati

10

-

Kebijakan Pemerintah terkait Residu Hormon:

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 806 tahun 1994; Surat edaran Direktur Kesehatan Hewan Nomor 329/X-C tanggal 4 Oktober 1983; Hasil rapat komisi obat hewan Indonesia tanggal 12 Agustus 1998: 
Hormon pemacu pertumbuhan tidak dijinkan penggunaannya pada hewan produksi untuk konsumsi;
Trenbolon asetat diklasifikasikan sebagai obat keras yang tidak diijinkan untuk didaftar dan diedarkan;
Untuk itu di SNI: 01-6366-2000,BMR trenbolon acetate dalam makanan asal hewan tidak ditetapkan. 

Upaya pemerintah dalam menjamin ketentraman batin masyarakat konsumen; 

Dilakukan terhadap daging sapi impor maupun lokal, terutama dilakukan di daerah yang merupakan sentra penyediaan ternak sapi; Lokasi pengambilan contoh dilakukan di tempat-tempat penjualan (pasar tradisional dan swalayan) dan beberapa fasilitas utama penyediaan daging sapi (seperti RPH, kios daging, serta cold storage yang dimiliki oleh distributor dan importir daging).

Sumber Referensi:

Drh. Zaza Famia dan Drh. Laksmi Widyastuti., 2014. Medik Veteriner Pertama, Direktorat Kesmavet dan Pascapanen. 

Anonim. 2011. Dampak Residu Antibiotik Dan Hormon Dalam Produk Hewan. BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN 

Julia R. 2015. Bahaya Hormon Pertumbuhan Dalam Daging Sapi. Edisi No 04 Vol XLI - 2015 - Editorial

Saili, T., Bain, A., Aku, A.S., Rusdin, M., Aka, R. 2011. Sinkronisasi Estrus Melalui Manipulasi Hormon Agen Luteolitik Untuk Meningkatkan Efisiensi Reproduksi Sapi Bali dan PO di Sulawesi Tenggara. Agriplus, Volume 21 Nomor : 01 Januari 2011.

Paul, A.K., Yoisungnem, T., dan Bunaparte, N. 2015. Hormonal treatment and estrus synchronization in cows : A mini-review. J. Adv. Vet. Anim. Res. 2(1) : 10-17. [3] Islam, R. 2011. Synchronization of Estrus in Cattle : A Review. Veterinanry Wprld, 2011, Vol. 4

Codex Alimentarius. 2015. Maximum Residue Limits (MRLs) and Risk Management Recommendations (RMRs) for Residues of Veterinary Drugs in Foods. www.codexalimentarius.org

Meat and Livestock Australia. 2010. Using hormone growth promotants to increase beef production. Edit by Ian Partridge.

Wuttke, W., Jarry, H., Wuttke, D.S. 2010. Definition, classification and mechanism of action of endocrine disrupting chemicals. Hormones 2010, 9(1):9-15. Goettingan.

Danial, R., Latif, H., Indrawati, A. 2015. Deteksi Residu Hormon Trenbolon Asetat pada Sapi Siap Potong Impor asal Australia. ACTA VETERINA INDONESIA Vol. 3, No. 2:70-76. Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Bogor.

Sariubang, M., dan Nurhayu,A. 2011. Respon Penyuntikan Hormon Capriglandin PGF2α terhadap Sinkronisasi Berahi Induk Sapi Bali di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Seminar Nasional teknologi Peternakan dan Veteriner 2011. Sulawesi Selatan.

SHS International. Folligon. www.shs.co.id [10] Caprifarmindo Veterinary. Capriglandin. www.vet.caprifarmindo.com [11] MSD Animal Health. Estrumate. www.msd-animal-health.co.nz


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Tips dan Cara Updated at: October 02, 2019

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.